Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

9 Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Social Media Marketing dan Perlu Diperhatikan Oleh Para Marketer

9 Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Social Media Marketing dan Perlu Diperhatikan Oleh Para Marketer


9 Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Social Media Marketing dan Perlu Diperhatikan Oleh Para Marketer

Social media marketing adalah salah satu strategi pemasaran yang efektif dan populer di era digital saat ini. Namun, tidak semua marketer bisa melakukan social media marketing dengan baik dan menghasilkan dampak positif bagi bisnis mereka. Banyak kesalahan yang sering terjadi dalam social media marketing yang bisa merugikan reputasi, brand awareness, dan konversi bisnis.

Berikut adalah 9 kesalahan yang sering terjadi dalam social media marketing dan perlu diperhatikan oleh para marketer:

1. Tidak memiliki tujuan dan strategi yang jelas. 

Sebelum memulai social media marketing, marketer harus menentukan tujuan dan strategi yang jelas dan spesifik. Tujuan dan strategi ini harus sesuai dengan visi, misi, dan target bisnis. Tujuan dan strategi ini juga harus bisa diukur dengan indikator kinerja yang relevan, seperti jumlah pengikut, engagement, traffic, leads, atau penjualan.


2. Tidak mengenal target audiens. 

Marketer harus mengenal target audiens mereka dengan baik, seperti demografi, preferensi, kebutuhan, masalah, dan tantangan mereka. Dengan mengenal target audiens, marketer bisa membuat konten yang relevan, menarik, dan bermanfaat bagi mereka. Marketer juga bisa menyesuaikan tone, gaya, dan bahasa yang digunakan dalam social media marketing.


3. Tidak konsisten dalam posting konten. 

Konsistensi adalah kunci dalam social media marketing. Marketer harus membuat jadwal posting konten yang teratur dan disiplin dalam menjalankannya. Konsistensi ini bisa meningkatkan loyalitas, kepercayaan, dan engagement target audiens. Marketer juga harus memperhatikan waktu posting konten yang tepat sesuai dengan perilaku target audiens.


4. Tidak berinteraksi dengan target audiens. 

Social media marketing bukan hanya tentang mengirimkan konten, tetapi juga tentang berinteraksi dengan target audiens. Marketer harus responsif dalam menjawab pertanyaan, komentar, saran, atau keluhan target audiens. Marketer juga harus proaktif dalam membuat diskusi, polling, quiz, atau kontes yang bisa meningkatkan partisipasi target audiens.


5. Tidak memanfaatkan fitur dan platform social media yang sesuai. 

Social media memiliki berbagai fitur dan platform yang bisa dimanfaatkan oleh marketer untuk meningkatkan efektivitas social media marketing. Marketer harus memilih fitur dan platform yang sesuai dengan tujuan, strategi, konten, dan target audiens mereka. Misalnya, jika marketer ingin meningkatkan brand awareness, mereka bisa memanfaatkan fitur video atau live streaming di platform seperti YouTube atau Instagram.


6. Tidak mengoptimalkan konten untuk SEO. 

SEO (Search Engine Optimization) adalah teknik untuk meningkatkan peringkat dan visibilitas konten di mesin pencari seperti Google atau Bing. SEO bisa membantu marketer untuk menjangkau target audiens yang lebih luas dan relevan melalui social media marketing. Marketer harus mengoptimalkan konten mereka untuk SEO dengan menggunakan kata kunci, judul, deskripsi, tag, link, gambar, atau video yang sesuai.


7. Tidak menganalisis dan mengevaluasi hasil social media marketing. 

Marketer harus menganalisis dan mengevaluasi hasil social media marketing secara berkala dengan menggunakan alat-alat seperti Google Analytics, Facebook Insights, Twitter Analytics, atau Instagram Insights. Dengan menganalisis dan mengevaluasi hasil social media marketing, marketer bisa mengetahui apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil dalam social media marketing mereka. Marketer juga bisa membuat perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja social media marketing mereka.


8. Tidak mengikuti tren dan perkembangan terbaru di social media. 

Social media adalah dunia yang dinamis dan selalu berubah seiring dengan tren dan perkembangan terbaru di masyarakat. Marketer harus mengikuti tren dan perkembangan terbaru di social media untuk tetap relevan dan kompetitif dalam social media marketing. Marketer juga harus beradaptasi dengan perubahan algoritma, fitur, atau platform social media yang bisa mempengaruhi social media marketing mereka.


9. Tidak berkolaborasi dengan influencer atau brand lain di social media. 

Kolaborasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan, eksposur, dan kredibilitas social media marketing. Marketer harus berkolaborasi dengan influencer atau brand lain di social media yang memiliki target audiens, visi, misi, dan nilai yang sejalan dengan bisnis mereka. Kolaborasi ini bisa berupa endorsement, review, testimoni, giveaway, atau konten bersama yang bisa memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.